Little Keisha
   
Sunday, December 2, 2007
Nujuh Bulanan (Mitoni)

Hari Minggu 2 Desember 2007 kemaren diadain acara mitoni di rumah Eyang Kung..
Yang aku tau, mitoni sendiri berasal dari kata pitu atau tujuh. Hal itu karena mitoni diadakan ketika usia kandungan masuk tujuh bulan. Karena usiaku di kandungan Mama udah masuk bulan ke-7, makanya acara ini diadain.

Ritual ini bertujuan agar aku dan Mama selalu mendapatkan keselamatan. Ada beberapa rangkaian upacara yang dilakukan dalam mitoni, yaitu sungkeman minta doa restu ke orang tua Mama & Papa, siraman, memecahkan kendi, memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain Mama oleh Papa, ganti busana 7 kali, memasukkan dua kelapa gading muda yang udah digambarin tokoh wayang perempuan dan laki-laki, menggendong kelapa gading ke kamar, memasukan alat pintal, memutus lawe/lilitan benang/janur, dan menggendong busana yang sudah dicoba ke dalam kamar.

Rangkaian upacara ini dipercaya sebagai prosesi pengusiran marabahaya dan petaka dari Mama dan aku.Sebenernya inisiatifnya justru dateng dari Mama sendiri, Eyang Ti & Eyang Kung malah sebenernya gak pengen diramein karena mereka berdua sama-sama orang sibuk, dan gak mau direpotin lagi ama acara-acara yang cukup menguras waktu dan tenaga.
Tapi Mama & Papaku pengen banget bikin acara ini karena mereka mikir ini adat istiadat yang unik & perlu tetap dilestarikan, dan 'secara' Papaku orang Ambon-Toraja, keluarganya excited banget pengen diadain karena mereka belum pernah ngeliat acara ini.

Aku ceritain ya lengkapnya acara Mitoni, yg dilakuin dengan adat Jogja ini, ngapain aja..

Pembukaan & Doa
Acara dibuka dengan pembukaan dari Eyang Kung. Eyang Kung orangnya suka banget ngelawak, jadi pas acara pembukaan pun dia bikin suasananya gak terlalu formal dengan candaannya. Dia bilang ke para tamu kalo dia sendiri sebenernya gak tau acara mitoni itu artinya apa, hehe.. Trus dia juga bilang klo waktu Eyang Yut dulu gak ada acara mitoni ini karena sibuk dikejar-kejar Belanda, hehe..

Setelah dibuka sama Eyang Kung, kemudian Eyang Pung, adiknya Eyang Ti, baca doa, minta semoga acaranya bisa berjalan lancar, dan juga mendoakan kesehatan dan keselamatan Mama dan aku.

Sungkeman
Sementara menunggu pembukaan acara dan doa, Mama dan Papaku menunggu di dalam ruangan. Setelah disuruh keluar buat sungkeman, Papa mulai sungkeman dulu, dimulai dari sungkem ke Eyang Kung, Eyang Ti, Opa, Opa, Oma Yut dan Eyang Yut.. Sungkeman ini maksudnya adalah meminta doa restu dari para pinisepuh supaya nanti proses kelahiranku bisa berjalan dengan lancar & selamat dan aku bisa lahir sehat. Terakhir, Mama juga sungkem ke Papa dan minta doa restunya.

Siraman
Setelah acara sungkeman, Papa dan Mama masuk lagi ke dalam. Mamaku sanggulnya dilepas, maksudnya untuk melepas semua ikatan & rintangan dalam proses kelahiran nantinya. Para dukun rias kemudian mempersiapkan Mama untuk acara siraman. Rangkaian bunga melati dikalungkan ke Mama, menutupi perut sampai dada Mama.

Yang pertama memulai siraman adalah Papa. Air yang disiram sudah dicampur dengan bunga mawar jadi wangi sekali. Airnya cukup hangat, jadi gak bikin Mama kedinginan. Papa menyiramkan air ke tubuh Mama 7x, dimulai dari menyiramkan kepala, pundak kanan, pundak kiri, perut, punggung belakang, lutut kanan ke bawah, lutut kiri ke bawah, sambil mengelus-ngelus perut Mama, hehe..Selanjutnya giliran Eyang Kung, Opa, Eyang Ti, Oma, Eyang Yut, Omi Yut. Waktu Eyang Ti & Oma yang nyiramin, mereka juga diminta untuk mengoleskan campuran tanah liat 7 warna di tangan, kaki, dan perut Mama. Setelah itu, Eyang Ti & Oma menyiramkan air yang ada di dalam kendi untuk membersihkan sisa-sisa bunga mawar dan noda dari tanah liat warna-warni yang ada di tubuh Mama. Eyang Ti & Oma kemudian bersama-sama jongkok buat mecahin kendi yang airnya sudah dihabisnya untuk bersihin Mama.

Memasukan Telur Ayam Kampung, Brojolan & Ganti Busana 7X

Setelah acara siraman, Mama dibawa masuk kembali untuk dikeringkan dan didandani untuk kemudian melakukan upacara selanjutnya. Sebelum dimulai upacara selanjutnya, di hadapan para tamu Papa membelah kelapa muda yang ditaruh di bawah. Ternyata, cara Papa membelah kelapa itu juga bisa menunjukan jenis kelamin bayinya kelak. Papa membelahnya tidak tepat di tengah, yang menunjukkan kalo aku adalah seorang bayi perempuan..wah..wah..:)

Upacara dimulai kembali dengan memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain (sarung) yang dipakai Mama oleh Eyang Ti dari atas perut lalu telur dilepas, sebagai simbol harapan agar bayi lahir dengan mudah tanpa aral melintang. Juga mempunyai makna kalau telur pecah artinya bayinya kelak perempuan, dan kalau telurnya tidak pecah artinya kelak bayinya laki2. Kebetulan, telur yg dijatuhkan Eyang Ti itu pecah, artinya, sekali lagi, aku adalah bayi perempuan..:)

Setelah itu dilakukan upacara brojolan, yaitu memasukkan sepasang cengkir (kelapa muda) yang telah digambari Kamajaya dan Dewi Ratih. Secara simbolis gambar Kamajaya dan Dewi Ratih, tokoh ideal orang Jawa, melambangkan kalau si bayi lahir akan elok rupawan dan memiliki sifat-sifat luhur seperti tokoh yang digambarkan tersebut. Kedua cengkir tersebut dimasukkan ke dalam sarung dari atas perut calon ibu ke bawah oleh Papa, dan kemudian diterima dari bawah oleh Eyang Ti dan Oma. Salah satu cengkir diambil Papa tanpa boleh dilihat terlebih dahulu, sambil berkata: "Lanang opo wedok, janjine selamat dan genap", yang artinya, laki-laki atau perempuan yang penting selamat dan lengkap. Kebetulan, yang diambil Papa adalah Dewi Ratih, jadi artinya aku juga adalah bayi perempuan.. :) Setelah itu, Papa juga memasukan alat tenun ke dalam sarung Mama yang diterima oleh Eyang Ti dan Oma. Makna simbolis dari upacara ini adalah agar kelak aku lahir dengan mudah tanpa kesulitan. Kedua kelapa itu lalu digendong Eyang Ti dan Oma dengan kain layaknya menggendong bayi.

Setelah itu, lilitan janur/lawe kemudian dilingkarkan di perut Mama. Lilitan ini kemudian diputus oleh Papa dengan maksud memutuskan segala bencana yang menghadang kelahiran bayi sehingga kelahiran berjalan dengan lancar. Sambil mencoba memutus lilitan janur/lawe dengan keris yang ujungnya sudah ditutupi secuil batang pisang supaya tidak melukai Mama, Papa berkata: "Niat saya bukan untuk memutuskan tali ini, tetapi supaya kelak proses kelahiran istri saya berjalan dengan lancar".

Setelah itu dilakukan upacara ganti busana dengan 7 buah motif kain yang berbeda. Dengan harapan agar kelak aku juga memiliki kebaikan-kebaikan yang tersirat dalam lambang kain2 tersebut. Tiap tamu akan ditanya oleh ibu dukun apa Mama sudah cocok memakai kain tersebut, dan serempak para tamu akan menjawab ”Beluuuuuuumm”..sampai dengan kain ke 7, baru ”Sudah panteeeeesss.......” Nanti nya dengan kain ke 7 yg sudah pantas itu, Mama didandanin oleh perias mengenakan kebaya dan motif yg terbaik lengkap dengan riasan yg cantik juga, untuk selanjutnya akan berjualan rujak bersama Papa. Motif kain tersebut adalah:- sidomukti (melambangkan kebahagiaan),- sidoluhur (melambangkan kemuliaan),- truntum (melambangkan agar nilai-nilai kebaikan selalu dipegang teguh),- parangkusuma (melambangkan perjuangan untuk tetap hidup),- semen rama (melambangkan agar cinta kedua orangtua yang sebentar lagi menjadi bapak-ibu tetap bertahan selama-lamanya/tidak terceraikan),- udan riris (melambangkan harapan agar kehadiran dalam masyarakat anak yang akan lahir selalu menyenangkan),- cakar ayam (melambangkan agar anak yang akan lahir kelak dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya).- Kain terakhir yang tercocok adalah kain dari bahan lurik bermotif lasem dengan kemben motif dringin.Rujakan Terakhir adalah rujakan, di mana rasa rujak yg dibuat oleh Mama, juga menentukan jenis kelamin bayi yg akan dilahirkan. Wah lagi2 ketauan kalo aku adalah perempuan, soalnya rujaknya pedas. Lalu para tamu diperkenankan membeli rujak dengan uang kreweng dari tanah liat. Selesai sudah upacara mitoni kami, selanjutnya tamu2 dipersilahkan menyantap makanan yg telah disediakan.

Luv,


posted by Keisha @ Sunday, December 02, 2007   1 comments
Welcome to Little Keisha's Blog

Name: Keisha
Home: Jakarta, Indonesia
About Me: Aku mulai melihat dunia setelah dibantu oleh dsog Karmini pada tanggal 17 Januari 2008 pukul 17.35 WIB di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Slipi, Jakarta, dengan berat 2,345 kg dan panjang 47 cm.
See my complete profile
Previous Post
Archives
Little Keisha Age
Lilypie - Personal pictureLilypie
Mom and Dad's Marriage
Daisypath - Personal pictureDaisypath
Clock
Shoutbox

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Recent Comments
Links
Makasih udah berkunjung ke blognya Keisha yang ke:

1800Contacts
1800Contacts

Powered by

Blogger Templates

BLOGGER